ANTERO TRAVEL – Anyer begitu melekat sebagai pantai eksotis dan indah. Bahkan, ada desa wisata yang sayang untuk dilewatkan, Cikoneng.
Banyak orang pergi ke Anyer hanya untuk menghilangkan kepenatan dari kegiatan sehari-hari dengan menikmati keindahan pantai. Namun, ternyata ada juga wisata sejarah yang harus dikunjungi.
Anyer terkenal dengan garis pantai dan lautnya yang indah. Setiap akhir pekan, wisatawan dari luar Banten berdatangan ke Anyer untuk berlibur. Tak ketinggalan matahari terbenam (sunset) menjadi perburuan turis sambil menikmati liburan di Anyer.
Mungkin tidak ada salahnya jika Anda berlibur ke sana, mampir ke Desa Cikoneng. Di sana, wisatawan dapat berwisata sejarah dengan mengunjungi situs-situs bersejarah seperti Mercusuar Cikoneng, masjid kuno Daarul Falah, dan situs Minak Sangaji penziarahan.

Desa Cikoneng dikenal sebagai Lampung Cikoneng atau Lampung Pak Pekon karena empat desa di desa dihuni oleh orang-orang keturunan Lampung. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh orang-orang di sana adalah bahasa Lampung. Jadi, jangan heran ketika memasuki desa wisatawan tampak melangkah di tanah Lampung.
Dari sejarah panjang keberadaan Lampung Cikoneng di desa, bukti sejarah seperti masjid kuno, sumur, dan adat Lampung dapat digunakan sebagai pengetahuan sejarah berdasarkan pariwisata.
Seperti kisah masjid kuno Darul Falah misalnya, menurut cerita, masjid ini didirikan oleh komunitas masyarakat Lampung di pantai Banten dan diberi nama Daarul Falah.

Saat memasuki masjid, ciri khas dari bangunan Lampung sangat jelas dengan hiasan Siger di sisi kanan dan kiri mimbar. Dekorasi Siger berbentuk tumpal dan biasanya digunakan di rumah-rumah penduduk Lampung.
“Ini memperkuat latar belakang sejarah masyarakat Lampung di Banten,” tulis Hasun Syafari dalam buku Babad Lampung Cikoneng Banten.
Perpaduan Lampung-Banten terlihat di gedung yang direnovasi pada 9 November 2004. Dengan adanya empat pilar atau pilar yang berada di ruang utama masjid, itu adalah ciri khas bangunan kuno di Banten.

Selain itu, Menara Suar Cikoneng juga bisa menjadi alternatif wisata sejarah. Menara yang dibangun sekitar tahun 1885 pada masa penjajahan Belanda, menandai dimulainya pembangunan jalan Anye-Panarukan atau bisa juga disebut jalan Deandles.
Jadi, tidak ada yang salah dengan wisata pantai sekaligus mendapatkan pengetahuan sejarah dari mengunjungi situs-situs bersejarah di Cikoneng, bukan? (Red)